seperti sekolah, berbisnis pun harus naik kelas
inspirasi untuk menulis artikel ini saya dapat dari sebuah acara TV yang tidak sengaja saya dengar pada suatu sore di kaki gunung salak. di acara tersebut menceritakan langsung profil seorang pedagang sapu ijuk buatan tangan. seorang kakek berumur 70an tahun yang berdagang sapu ijuk selama puluhan tahun. beliau menjual sapu ijuknya di daerah cianjur dan sekitarnya, diceritakan betapa kerasnya usaha kakek tersebut untuk terus menghidupi dia dan keluarganya.
menjajakan sapu ijuk dari rumah ke rumah, belum lagi di tengah persaingan dengan sapu ijuk berbahan plastik. uang yang didapatkan pun harus dikelola lagi untuk modal membuat sapu ijuk, membeli ijuk, rotan bambu, dll. pernah suatu kali bahan baku pembuatan ijuk hilang dicuri, sehingga kakek tersebut harus membeli bahan baku lagi walau kantong ssemakin tercekik.
pembaca yang budiman (ciee..:D) ada ibrah yang bisa kita ambil disini, terutama terkait dengan pentingnya mengembangkan bisnis yang sedang dijalani. dalam dunia bisnis, kita sering mendengar bhwa kerja keras itu penting, kerja cerdas penting, hal ini memang patut diingat para pengusaha, dan 1 hal lagi, naik kelas.
sy mengutip quote pak rhenald kasali "seperti sekolah, berbisnis pun harus naik kelas", tentu kita ingat kerja keras para pengusaha2 yang saat ini tengah sukses besar dan naik daun, dahulu ketika merintis, modal mereka dari koin2 yang tersisa, ditambah dengan kucuran keringat dan kadang air mata, kemudian berkembang menjadi lembaran uang beberapa ratus ribu, seiring meningkatnya usaha mereka, kini telah mampu meraup omset puluhan milyar tiap tahunnya. awalnya berjualan sendirian, kemudian membentuk tim dan akhirnya merekrut karyawan dan membuat prosedur kerja.
seperi itulah kita seharusnya ketika berbisnis, jangan sampai terjebak pada garis lempeng (stagnan a.k.a. jalan di tempat) walaupun keadaannya sudah nyaman. karena ketika kita menjerumuskan diri dalam dunia usaha, perkembangan dan inovasi harus dilakukan tiada henti selama usaha tersebut masih hidup. dulu saya memulai bisnis dengan menjadi distributor atau reseller, kaos, jaket, digital print, pin, minyak herbal juga pernah :) sy pun tidak menyangka skarang core bisnis Ihsan Creative Agency yang sy pimpin mengalami penyempurnaan. konsep "bisnis harus naik kelas" ini pun saya aplikasikan kepada klien, membuat konsep marketing untuk citra brand yang lebih baik, sehingga inilah yang membedakan Ihsan 2011 dengan Ihsan 2010, tidak stagnan mendesain karya grafis saja, tapi juga memberikan solusi untuk mengoptimalkan brand klien kami.
semoga cerita singkat tentang seorang kakek penjual sapu ijuk ini membuat kita terinspirasi untuk terus mengembangkan usaha kita, seperti sekolah, berbisnis pun harus naik kelas :) trimakasih..
No comments:
Post a Comment